PEMASARAN SEKOLAH (MARKETING THE SCHOOL)
PEMASARAN SEKOLAH (MARKETING THE SCHOOL)
A. PENGERTIAN
PEMASARAN SEKOLAH (MARKETING THE SCHOOL)
Kegiatan pemasaran sekolah melalui
hubungan masyarakat atau sering disebut humas yang pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan yang pasti dilakukan setiap lembaga, baik lembaga kedinasan, lembaga
swasta, lembaga sosial, maupun lembaga ekonomi komersial. Hal tersebut terjadi
karena dalam kehidupan maupun dalam pendidikan, manusia selain sebagai makhluk
individu juga sebagai makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat. Hubungan
dengan masyarakat ini dilakukan dengan tujuan dapat memperoleh keuntungan dan
kemudahan dari kedua belah pihak. Oleh karena itu apabila humas dilaksanakan
dengan baik, pasti menghasilkan suatu kerjasama (partnership) yang baik bagi kedua belah pihak.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Oxley (1987) dalam buku Managing The Primary School dan Managing The Secondary Shool, Oxley menyatakan bahwa;
Public Relation atau
hubungan masyarakat merupakan keseluruhan pengelolaan hubungan yang ada dan
saling berkaitan yang disebut sebuah organisasi dan semua individu atau
kelompok lain yang saling berinteraksi. Perencanaan hubungan masyarakat yang
baik melibatkan identifikasi kelompok (masyarakat) dengan sekolah untuk mencari
tahu karakteristik yang tepat.
Humas dilingkungan pendidikan baik sekolah
dasar maupun menengah dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk
menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak tertentudi luar
sekolah. Hal itu dilakukan agar pihak yang melakukan kerja sama memperoleh
dukungan serta mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja secara
sadar dan suka rela. Oleh karena itu, hubungan yang harmonis antara sekolah dan
masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah hasil yang diharapkan oleh kedua
pihak dengan adanya program hubungan masyarakar public relation.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Hadari
Nawawi (1961), yang menyatakan bahwa:
tugas
hubungan masyarakat (public relation)
adalah melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi kerja dalam sekolah
baik sekolah dasar maupun menengah yang perlu diketahui oleh pihak luar secara
luas. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menyebarluaskan informasi atau
memperkan penerangan kepada masyarakat luas agar dalam diri mereka
tercipta pemahaman yang baik mengenai
tugas dan fungsi yang diemban sekolah (organisasi) tersebut, termasuk kegiatan
yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan beban kerja.
Akan tetapi, informasi yang disebarkan tidak boleh terlalu berlebihan agar
tidak terkesan sebagai sebuah promosi. Promosi hanya pantas dilakukan oleh
organisasi komersial melalui iklan, dengan maksud mencari keuntungan
sebesar-besarnya. Karena maksud utama kegiatan humas adalah mendapatkan simpati
dan dukungan masyarakat, informasi yang disampaikan harus berpijak pada data
yang benar.
Pengertian mengenai humas yang dinyatan
oleh Hadari Nawawi juga sejalan dengan pemikiran Barnes (1993:1,2) dalam buku Managing The Primary School dan Managing The Secondary Shool, yang mana
Barnes menyatakan bahwa:
Pemasaran
sekolah dilakukan unuk menyediakan layanan pendidikan yang pada dasarnya
berorientasi pada konsumen, yang melibatkan identifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen (orang tua dan masyarakat). Sehingga produk yang dihasilkan
sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Pemasaran sekolah dilakukan secara non profit atau tidak mengambil
keuntungan. Namun dilaksanakan untuk menguntungkan kedua belah pihak.
Menurut
Kurikulum tahun 1975 (buku III D halm. 4), kegiatan yang menyangkut hubungan
sekolah dengan masyarakat meliput beberapa hal, sebagai berikut;
1.
Mengatur
hubungan sekolah dengan orang tua siswa
2.
Memelihara
hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pedidikan (BP3)
3.
Memelihara
dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta,
dan organisasi sosial.
4.
Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam
teknik atau sarana komunikasi, seperti majalah, surat kabar, atau mendatanngkan
narasumber.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa hubungan masyarakat atau public
relation merupakan serangkaian kegiatan mengelola hubungan antara
masyarakat dan orang tua siswa degan pihak sekolah untuk mendapatkan keuntungan
bagi kedua belah pihak, agar menghasilkan sebuah hubungan kerjasama yang
harmonis.
B. PEMASARAN
SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (MARKETING THE
SCHOOL IN PRIMARY)
1. Membuat
Survei Rutin Secara Reguler Terhadap Pandangan Orang Tua
Salah
satu masalah utama mengenai pemasaran sekolah adalah setiap orang memiliki
pandangan yang berbeda untuk kriteria sekolah yang baik. Perbedaan pandangan
ini tidak terjadi pada orang tua saja, melainkan juga guru.
Dalam
hal ini, masyarakat yang berbeda daerah sudah pasti memiliki pandangan terhadap
suatu nilai. Nilai yang akan ditransformasikan kepada anak-anaknya.
Masing-masing individu yang memiliki pandangan da nasal yang berbeda inilah
yang akan menjadi objek survey humas dalam menentukan sebuah program.
Berdasarkan
perbedaan pandangan tersebut maka sebaiknya humas melakukan survey pandangan
orang tua secara keseluruhan untuk mendapatkan sebuah filosofi dasar untuk
menciptakan sebuah kriteria sekolah yang dinilai baik.
Oleh
karena itu, sekolah harus benar-benar menyadari perbedaan nilai yang ada pada
masyarakat yang akan dilayani, sementara dalam waktu yang sama pula sekolah
harus tetap memegang prinsip lokal atau tujuan awal dari berdirinya sekolah.
Hal ini pula yang akan membuat orang tua mempertimbangkan mengirim anak-anak
mereka disana (sekolah).
Humas
sekolah yang baik, adalah humas yang melibatkan beberapa karakteristik dan
pandangan dari berbagai kelompok untuk menetapkan dan menciptakan filosofi
sekolah yang rinci dan sesuai dengan realitas. Karena pada sekolah dasar inilah
lingkungan pertama anak untuk beradaptasi dan berkembang. Jadi seberapa baik
sekolah dalam mentransferkan nilai, maka akan berdampak juga pada hasilnya.
Kepala
sekolah menjadi faktor utama dalam proses berlangsungnya humas sekolah. Kepala
sekolah dengan staffnya harus mencerminkan pandangan yang dipegang untuk
melayani masyarakat dengan baik.
Dalam
sekolah dasar pandangan orang tua sangat cocok digunakan dalam pengambilan
sampling dalam survey. Sudut pandang orang tua yang dalam sekolah dasar yang
daerahnya tidak begitu jauh dengan sekolah sangat cocok untuk membantu humas
dalam mengambilan kuesioner mengenai pandangan orang tua terhadap sekolah.
Mayoritas orang tua menginginkan sekolah menyeimbangkan ketentuan akademik
terhadap pembangunan sosial dan pribadi anak.
Berdasarkan
sebuah studi dari Adler et al (1989) terhadap orang tua di Skotlandia dan
MacBeath da Weir (1991) di Skotlandia memperoleh kesimpulan bahwa orang tua
dalam sekolah dasar memilih sekolah untuk anak-anaknya atas dasar kedekatan dan
keselamatam murid serta jenis anak yang hadir bukan pada kurikulum, metode atau
hasil pembelajaran. Studi diatas dapat dijadikan bukti bahwa pasarlah yang
menentukan besar kecilnya sumber daya yang akan masuk dalam sekolah. Untuk itu
sekolah harus melibatkan orang tua untuk mengambil kebijakan dalam sekolah,
bukan mempertahankan aturannya sendiri, atau akan membuat sulit dalam penarikan
murid.
2. Analisis
Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman
Cave
dan Demick (1990) menyatakan bahwa seluruh masyarakat yang berpandangan untuk
menjadi konsultan yang dianggap sebagai pemangku kepentingan, Sekelompok itu
harus memperkirakan dalam pemasaran sekolah. Mereka menyarankan bahwa sekolah
harus menanyakan pada dirinya sendiri (sekolah) dalam beberapa pertanyaan
berikut ini ;
1) Bagaimana
cara kita untuk memperjelas identifikasi kita terhadap pemangku kepentingan?
2) Dengan
cara apa berbagai pemangku kepentingan mempengaruhi atau membuat tuntutan pada kita(sekolah)?
3) Bagaimana
seluruh kebutuhan dari pemangku kepentingan yang teridentifikasi?
4) Bagaimana
kebutuhan / keinginan berbagai pemangku kepentingan diidentifikasi?
5) Bagaimana
kebutuhan / keinginan berbagai pihak pemangku kepentingan dipertimbangkan?
6) Apakah
prioritas yang kita bangun dalam kaitanya dengan ini?
7) Bagaimana
kita mengelola dengan efektif kunci dari pemangku kepentingan?
Dalam kasus sekolah dasar stakeholder utama adalah gubernur
dan orang tua, tetapi yang lain termasuk sekolah iuran
dan sekolah mentransfer dan orang-orang di lingkungan langsung dari sekolah yang
bisa terpengaruh jika anak berperilaku dalam perjalanan ke dan dari sekolah. Sekolah
gereja juga memiliki otoritas gereja sebagai
pemangku kepentingan.
Cave dan Demick (1990) langsung menyarankan 'analisis 'SWOT' dalam
kaitannya dengan stakeholder, analisis dari sekolah
meliputi Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Ini
bukan jenis analisis yang sama, sekolah dapat membuat
kepentingan sendiri, tapi satu yang menganalisis dalam kaitannya dengan
orang tua pada khususnya. Jadi situasi geografis sekolah
mungkin kekuatan jika
terletak di tengah-tengah daerah tangkapannya mungkin lebih merata, tetapi kelemahan
jika itu adalah perjalanan panjang dari
beberapa perumahan setempat.
3. Menetapkan
Tujuan Humas
Flecther (1991) menjelaskan bahwa kompetisi pada
pemasaran sekolah menekankan pada perlunya sebuah tujuan yang dibuat secara
rinci dan realitas, yakni bagaimana caranya menarik orangtua dan masyarakat
untuk menyekolahkan anaknya dan berkerjasama dengan sekolah.
Oleh karena itu, tugas utama adalah menetapkan tujuan
yang jelas dan rinci. Oxley (1987) menyatakan bahwa tujuan pertama adalah
menetapkan tujuan agar di ketahui dan dipahami oleh orang tua. Beberapa sekolah
mungkin melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya dikenal oleh masyarakat,
selain itu juga menarik komentar positif dari berbagai media yang telah
digunakan. Serta, membangun gerbang dan gedung yang menarik untuk menarik
pengunjung misalnya. Namun, tujuan yang paling utama adalah menjelaskan kepada
orang tua kegiatan apa saja yang akan berlangsung dikelas pada tahun mendatang
yang akan dikerjakan oleh anaknya.
4. Mengorganisasi
(Merencanakan, Mengimplementasikan dan Mengevaluasi) Program Hubungan
Masyarakat
Pengorganisasian program humas sangat penting
dilakukan untuk mendapatkan citra baik di mata masyarakat. Gambaran sekolah
mengenai perencanaan humas bisa di lihat dari seberapa berhasil
kegiatan-kegiatan sekolah pada tahun lalu, seberapa berhasil artikel, surat
kabar, dan kontribusi radio lokal yang sudah di rencanakan tahun lalu berhasil.
Perecanaan program humas dapat berkaca dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pada
masa yang akan datang harus ada pemeriksaan mengenai beberapa publikasi yang
telah disebar luaskan, tingkat pembolosan siswa, dan laporan pemeriksaan setelah
empat tahun (laporan pemeriksaan empat tahunan).
Sementara untuk implementasi humas disekolah dapat di
lakukan melalui beberapa hal sebagai berikut;
1)
Menyambut
baik dan sopan saat ada tamu atau ada telephone masuk.
2)
Kesan
sekolah tidak berhenti dimeja resepsionis. Orang tua siswa baru dapat
mengunjungi sekolah untuk menentukan pilihan membandingkan dengan sekolah lain.
Sekolah harus memiliki waktu untuk melayani orang tua siswa. Pertemuan untuk
orang tua siswa juga harus diatur dengan baik. Hal tersebut dapat menjadi
pertimbagan calon orang tua siswa dalam memilih sekolah. Sekolah harus
meluangkan waktu untuk sekedar mengajukan pertanyaan dan mencari tahu apa yang
sebenarnya orang tua ingin tahu disekolah mereka
3)
Menyediakan
tempat duduk dan pintu masuk sekolah semenarik mungkin
4)
Penampilan
siswa disekolah juga tidak luput dari penilaian calon orang tua siswa
5)
Komunikasi secara tertulis harus bersifat
padat dan jelas, sekolah harus memiliki logo yang terkesan cocok dan baik.
6)
Memberi
kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi mengenai perbedaan pendapat.
Hal ini dilakukan agar mereka merasa bahwa mereka dianggap sebagai mitra oleh
sekolah.
Humas memerlukan seseorang untuk diberi
tanggung jawab besar, dalam sekolah dasar biasa disebut dengan wakil kepala sekolah
bidang kehumasan. Wakil tersebut bertugas untuk;
· Menyurvei pandangan para pemangku kepentingan secara berkesinambungan, sehingga
kerja hubungan
masyarakat diinformasikan dengan benar
· bekerja dengan rekan-rekan untuk mengidentifikasi
kekuatan sekolah, kelemahan, peluang dan ancaman
· bekerja dengan rekan-rekan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana aksi untuk hubungan masyarakat
· membuat semua
anggota sekolah, guru, anak-anak, staf pendukung
menyadari tanggung jawab mereka untuk gambar sekolah yang
dikembangkan oleh orang tua dan oleh orang-orang lokal
· membuat kontak dengan orang-orang yang memberikan kemungkinan jalan
untuk menunjukkan apa sekolah yang dilakukan, misalnya, pers lokal, radio
dan televisi
· mengevaluasi program PR sekolah
Setelah melakukan implementasi dengan
beberapa cara baik secara langsung maupun tidak langsung, program humas harus
dievaluasi. Mulai dari rencana, pentahapan, dan penjadwalan kegiatan humas
hingga biaya dalam berlangsungnya humas akan dievaluasi utuk menghasilkan
sebuah rencana program selanjutnya yang sesuai dengan apa yang diharapkan
sekolah dan masyarakat.
C. PEMASARAN
SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH (MARKETING
THE SCHOOL IN SECONDARY)
1. Survei
Pandangan Siswa, Orang Tua, Dan Masyarakat
Masalah
utama dalam pemasaran sekolah sebenarnya adalah pandangan orang yang berbeda
dan dari wilayah yang berbeda-beda pula. Baik dari kepala sekolah, guru, staff,
siswa, orang tua maupun masyarakat memiliki pandangan yang berbeda-beda
mengenai standar sebuah sekolah. Untuk itu humas harus menyurvei beberapa
pandangan tersebut untuk dijadikan sebagai filosofi sekolah. Dalam setiap
kasus, masyarakat terdiri dari berbagai kelompok yang berbeda, dan
masing-masing memiliki nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sekolah harus
menyadari nilai-nilai yang dilayani, dengan waktu yang sama tetap harus
mempertahankan nilai sekolah sendiri agar orang tua mempertimbangkan
pilihannya.
Humas
yang baik melibatkan identifikasi karakteristik dari berbagai kelompok
pelayanan sekolah untuk menetapkan tujuan yang realistis dan rinci. Kepala
sekolah harus menjadi faktor penting dalam keberlangsungan program humas.
Kepala sekolah sebagai cerminan semua staff yang berada dalam sekolah harus
memeliki filosofi dasar untuk di padukan dengan pandangan masyarakat secara
keseluruhan.
Dalam
sekolah menengah ini pandangan orang tua dapat dijadikan sebagai kontibusi
untuk menciptakan filosofi sekolah. Sebagian orang tua memilih sekolah yang
dapat menghargai kualitas sekolah, menerima hasil dari transformasi nilai yang
dilakukan sekolah terhadap anaknya untuk bisa mengembangkan akademik,
pengembangan pribadi, dan sosial anak.
Selain
pandangan orang tua, pandangan siswa juga dapat digunakan sebagai acuan. Forster menggambarkan
sebuah studi di Newcastle University
di mana 60% dari 72 siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka
memilih sekolah menengah mereka
(Forster 1991). Hal
ini menunjukkan bahwa mungkin
penting dalam pemasaran sekolah
untuk memberikan perhatian khusus
terhadap potensi siswa di sekolah
dasar mereka.
Selain pandangan orang tua dan siswa
pandangan masyarakat mengenai sekolah juga harus di perhatikan adalah pandangan
dari masyarakat. Ada juga kasus untuk mengenai
masyarakat sebagai lebih dari orang tua. Pengusaha adalah
kelompok penting bagi sekolah-sekolah
menengah dan pandangan tetangga
sekolah, pemilik toko lokal, agen real dan
orang-orang lain di wilayah
semua bantuan untuk membuat tampilan
publik dari sekolah,
yang sering didasarkan pada ketidaktahuan. Dalam mencari
tahu tentang berbagai kelompok yang
berbeda, orang-orang ini tidak
boleh dilupakan. Sejumlah sekolah telah disurvei pandangan
pengusaha tentang lulusan sekolah dan siswa
pada pengalaman kerja dan juga memiliki sampel pandangan
mereka tentang apa yang mereka inginkan
dari orang-orang muda dan apa yang mereka pikir sekolah harus sekitar. Ini mungkin
membantu untuk mengundang orang
lokal lainnya yang tidak orang tua, untuk acara-acara sekolah sehingga mereka memiliki beberapa ide tentang
apa sekolah dapat melakukan.
2. Analisis
Kebutuhan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman
Cave
dan Demick (1990) menyatakan bahwa seluruh masyarakat yang berpandangan untuk
menjadi konsultan yang dianggap sebagai pemangku kepentingan, Sekelompok itu
harus memperkirakan dalam pemasaran sekolah. Mereka menyarankan bahwa sekolah
harus menanyakan pada dirinya sendiri (sekolah) dalam beberapa pertanyaan
berikut ini :
1) Bagaimana
cara kita untuk memperjelas identifikasi kita terhadap pemangku kepentingan?
2) Dengan
cara apa berbagai pemangku kepentingan mempengaruhi atau membuat tuntutan pada
kita (sekolah)?
3) Bagaimana
seluruh kebutuhan dari pemangku kepentingan yang teridentifikasi?
4) Bagaimana
kebutuhan / keinginan berbagai pemangku kepentingan diidentifikasi?
5) Bagaimana
kebutuhan / keinginan berbagai pihak pemangku kepentingan dipertimbangkan?
6) Apakah
prioritas yang kita bangun dalam kaitanya dengan ini?
7) Bagaimana
kita mengelola dengan efektif kunci dari pemangku kepentingan?
Mereka
langsung menyarankan analisis SWOT dalam hubungan dengan pihak sekolah, sebuah
analisis dari beberapa sekolah “kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.
Ini bukan jenis analisis
yang sama,
sekolah dapat membuat kepentingan
sendiri, tapi satu yang berisi
daftar kekuatan, kelemahan, dll
dalam kaitannya dengan orang tua pada khususnya dan juga dengan stakeholder
lainnya. Jadi situasi geografis
sekolah mungkin kekuatan
jika terletak di
tengah-tengah daerah tangkapannya mungkin dan pada rute
bus besar, tetapi kelemahan jika itu adalah perjalanan panjang dari angkutan umum terdekat
3) Menetapkan
Tujuan Hubungan Masyarakat
Fletcher, menjelaskan hasil kompetisi
pada pemasaran sekolah, menekankan perlunya tujuan yang rinci
dan realistis. Tujuannya adalah untuk menarik
dan mengartikulasikan orang tua yang
berada dalam kelas menengah secara tradisional akan memilih sekolah yang lebih jauh di sektor publik (Fletcher 1991).
Oleh karena itu, tugas pertama adalah untuk menetapkan tujuan yang jelas dan rinci.
Oxley menunjukkan bahwa tujuan pertama adalah
pembentukan organisasi
untuk diketahui
dan dipahami (Oxley 1987). Hal ini tidak diragukan lagi merupakan tujuan penting bagi sekolah-sekolah yang harus proaktif
dalam membuat sekolah dikenal masyarakat.
4)
Mengatur Pemasaran Sekolah
Pengorganisasian program humas sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan citra baik di mata masyarakat. Gambaran
sekolah mengenai perencanaan humas bisa di lihat dari beberapa hal. Di antaranya adalah hasil dari upaya langsung untuk mempengaruhi pandangan sekolah yang diselenggarakan oleh berbagai pemangku kepentingan. Mencakup semua cara di mana sekolah telah berusaha untuk memperkenalkan
dirinya dalam peristiwa masa lalu sekolah, surat
kabar , artikel,
kontribusi radio lokal
dan sebagainya.
Perencanaan
di
masa depan juga
akan ada publikasi hasil pemeriksaan,
tingkat pembolosan dan laporan pemeriksaan empat tahunan. Meskipun cara ini disajikan, tidak
ada yang menghentikan sekolah
memberikan komentar pada masing-masing, menunjukkan khususnya kemajuan yang
telah dibuat dari tahun ke tahun,
atau dalam kasus hasil pemeriksaan, memberikan informasi
tentang tahap tahun pertama
berada di dalam Kurikulum
Nasional masuk ke sekolah dan nilai
tambah dalam hal hasil pemeriksaan.
Sementara dalam hal implementasi sekolah menengah
memeliki metode tidak langsung yang sering kali sangat penting dalam membentuk
opini public untuk memlih sekolah. Opini tersebut adalah meliputi hal-hal
sebagai berikut;
1) Menyambut baik dan sopan saat ada tamu
atau ada telephone masuk. Beberapa sekolah menggunakan senior sebagai
resepsionis.
2)
Kesan
sekolah tidak berhenti dimeja resepsionis. Orang tua siswa baru dapat
mengunjungi sekolah untuk menentukan pilihan membandingkan dengan sekolah lain.
Sekolah harus memiliki waktu untuk melayani orang tua siswa. Pertemuan untuk
orang tua siswa juga harus diatur dengan baik. Hal tersebut dapat menjadi
pertimbagan calon orang tua siswa dalam memilih sekolah. Sekolah harus
meluangkan waktu untuk sekedar mengajukan pertanyaan dan mencari tahu apa yang
sebenarnya orang tua ingin tahu disekolah mereka
3)
Menyediakan
tempat duduk dan pintu masuk sekolah semenarik mungkin
4)
Penampilan
siswa disekolah juga tidak luput dari penilaian calon orang tua siswa
5)
Komunikasi secara tertulis harus bersifat
padat dan jelas, sekolah harus memiliki logo yang terkesan cocok dan baik.
6)
Memberi
kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi mengenai perbedaan pendapat.
Hal ini dilakukan agar mereka merasa bahwa mereka dianggap sebagai mitra oleh
sekolah.
Humas memerlukan seseorang untuk diberi
tanggung jawab besar, dalam sekolah dasar biasa disebut dengan wakil kepala
sekolah bidang kehumasan. Wakil tersebut bertugas untuk;
· Menyurvei pandangan para pemangku kepentingan secara berkesinambungan, sehingga
kerja hubungan
masyarakat diinformasikan dengan benar
· bekerja dengan rekan-rekan untuk mengidentifikasi
kekuatan sekolah, kelemahan, peluang dan ancaman
· bekerja dengan rekan-rekan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana aksi untuk hubungan masyarakat
· membuat semua
anggota sekolah, guru, anak-anak, staf pendukung
menyadari tanggung jawab mereka untuk gambar sekolah yang
dikembangkan oleh orang tua dan oleh orang-orang lokal
· membuat kontak dengan orang-orang yang memberikan kemungkinan jalan
untuk menunjukkan apa sekolah yang dilakukan, misalnya, pers lokal, radio
dan televisi
· mengevaluasi program PR sekolah
Setelah melakukan implementasi dengan
beberapa cara baik secara langsung maupun tidak langsung, program humas harus
dievaluasi. Mulai dari rencana, pentahapan, dan penjadwalan kegiatan humas
hingga biaya dalam berlangsungnya humas akan dievaluasi utuk menghasilkan
sebuah rencana program selanjutnya yang sesuai dengan apa yang diharapkan
sekolah dan masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Dean, J.
(1993). Managing the Secondary. New York: Simultaneously.
Dean, J. (1995). Managing the primary school. New York: Routledge.
Komentar
Posting Komentar