PENDEKATAN IKLIM SOSIO-EMOSIONAL DAN PROSES KELOMPOK DALAM MANAJEMEN KELAS
1. Pendekatan
Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan
ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kels yang efektif sangat
tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.
Banyak gagasan yang
bercirikan pendekatan sosio-emosional, antara lain :
a. Menurut
Carl Rogers : Kelancaran proses belajar yang penting sangat tergantung pada kualitas sikap yang terdapat dalam hubungan pribadi antara guru dan peserta
didik.
b. Menurut
Ginott : Menekankan pentingnya komunikasi yang efektif untuk meningkatkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, disamping keserasian, sikap,
menerima, empati, dan memberikan sejumlah contoh bagaimana sikap itu diwujudkan
oleh guru.
Ginott
memberikan rekomendasi mengenai cara yang seyogyanya(seharusnya) dilakukan oleh
guru untuk berkomunikasi secara efektif sebagai berikut :
a.
Alamatkan
pernyataan kepada situasi siswa
b.
Gambarkanlah
situasi, ungkapkan perasaan tentang situasi itu, dan jelaskan harapan mengenai
situasi tersebut.
c.
Hindarkan
sikap menentang atau melawan
d.
Hindarkan
pernyataan dan komentar yang memungkinkan memancing sikap menolak, dan
mengandung sikap menentang.
e.
Usahakan
penjelasan yang singkat.
f.
Berikan
pujian yang bersifat menghargai.
g.
Dengarkanlah
apa yang diungkapkan peserta didikdan dorong mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya.
Pandangan
lain yang dapat digolongkan sebagai pendekatan sosio-emosional, yaitu :
1. Glesser
menekankan pentingnya guru dengan menggunakan strategi manajemen yang
disebutnya terapi kenyataan. Glesser mengemukakan delapan langka untuk membantu
peserta didik mengubah perilakunya berikut ini :
a.
Secara
pribadi melibatkan diri dengan siswa; menunjukkan kesediaan membantu siswa
memecahkan masalah.
b.
Memberikan
uraian tentang perilaku siswa; menangani masalah tetapi tidak menilai atau
menghakimi siswa.
c.
Membantu
siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya yang menjadi masalah
itu.
d.
Membantu
siswa merencanakan tindakan yang lebih baik.
e. Tidak
menerima pernyataan maaf siswa apabila siswa gagal meneruskan keterkaitannya.
f. Memberikan
kesempatan kepada siswa merasakan akibat dari perilakunya yang menyimpang
tetapi jangan menghukumnya.
2.
Dreikurs
mengemukakan gagasan-gagasan penting yang mempunyai implikasi bagi manajemen
kelas yang efektif. Dua diantaranya adalah :
a. Penekanan
pada kelas yang demokratis dimana siswa dan guru berbagi tanggungjawab.
b. Pengakuan
akan pengaruh konsekuensi wajar dan logis atas perilaku siswa.
Mengembangkan
kelas yang demokratis berasumsi bahwa perilaku dan pencapaian siswa dipermudah
oleh suasana kelas yang demokratis pula.
2.
Pendekatan
Proses Kelompok
Premis utama yang mendasari pendakatan proses kelompok
disadarkan pada asumsi-asumsi berikut: 1) kehidpan sekolah berlangsung dalam
lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah
menciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktf, 3) kelas
kelompok adalah suatu sistem sosial, 4) pengelolah kelas oleh guru adalah
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana
belajar yang menguntungkan.
Schmuck dan Schmuck dalam Weber mengemukakan enam ciri
mengenai manajemn kelas yaitu : harapan, kepemimpinan, daya tarik, norma,
komunikasih, dan keterpaduan. Kepemimpinan paling tepat diartikan sebagai
perilaku yang membantu kelompok bergerak menuju pencapaian tujuannya.
Berdasrkan peranannya, guru mempunyai pontensi terbesar
dalam peranan kepemimpinan. Akan tetapi dalam kelompok kelas yang efektif fungsi
kepemimpinan dilaksanakan bersama-sama oleh guru dan para peserta didik. Suatu
kelompok kelas yang efektif adalah kelompok yang fungsi kepemimpinannya di bagi
dengan baik, dan dapat mengerjakan tugas akademik dengan bersama-sama.
Daya tarik, menunjuk pada pola-pola persahabatan dalam
kelompok kelas. Tingkat daya tarik tergantung pada sejauh mana hubungan antara pribadi
yang positif telah berkembang. Pengelompokan kelas yang efektif adalah membantu
mengembangkan hubungan antar pribadi yang postif antara para anggota kelompok.
Norma ialah pengharapan mengenai cara berfikir, cara
berperasaan, dan cara berperilaku para anggota kelompok. Norma mempengaruhi
hubungan antara pribadi karena norma diharapkan bisa menjadi pedoman yang akan
membantu para anggota memahami apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang
dapat mereka harapkan dari orang lain. Oleh karena itu, salah satu tugas guru
ialah membantu kelompok menciptakan, meneriama, dan memelihara norma kelompok
yang produktif.
Komunikasih, baik verbal maupun non-verbal adalah dialog
antara anggota-anggota kelompok. Komunikasih adalah kemampuan manusia untuk
saling memahami buah pikiran dan perasaan masing-masing. Keterpaduan adalah
menyangkup perasaan kolektifyang dimiliki oleh para anggota kelas mengenai
kelompok kelasnya. Kelompok menjadi padu karena alasan: 1) para nggota saling
menyukai satu sama lainnya, 2) minat yang besar terdapat pekerjaan, 3) kelompok
memberikan harga diri kepada para anggotannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardy Wiyani, N.2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Komentar
Posting Komentar