HUBUNGAN MASYARAKAT: STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pemasaran Pendidikan
Beberapa ahli memberikan
pengertian mengenai pemasaran jasa pendidikan, diantaranya adalah: Kotler
(2004: 8) mengemukakan bahwa pemasaran jasa pendidikan merupakan suatu proses
sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh lembaga pendidikan melalui penciptaan
penawaran dengan pihak lain. Khususnya dalam marketing pendidikan John R.
Silber (Buchari, 2005: 53) menyatakan bahwa in
another sense, marketing ethics deal with avoiding the dubiously legitimized
dishonesties of some commercial advertising and we should hope that
institutions are supplied with the qualities of intellect and characters as
well. Dengan kata lain bahwa etika marketing dalam dunia pendidikan adalah
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh kedepan, membina
kehidupan warga Negara, serta generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
Dalam membangun lembaga
pendidikan, Brubacher menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan
epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia
sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat,
dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan
kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan
politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa
karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan,
industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja, bahan baku dan sebagainya yang
perlu untuk dipecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan,
dimana lulusan yang bermutu diolah dan dihasilkan oleh tenaga pendidik yang
bermutu.
2.2
Peran Humas dalam Pemasaran Jasa Pendidikan
Peran manajemen humas dalam kegiatan
lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
1)
Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara langsung
(komunikasi tatap muka) dan tidak langsung (melalui media pers) kepada pemimpin
lembaga dan publik intern (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa).
2) Mendukung
dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mempublikasi lembaga
pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak sebagai pengelola informasi kepada
publik intern dan publik ekstern, seperti: menyampaikan informasi kepada pers,
dan promosi.
3)
Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.
Peran
humas dalam lembaga pendidikan tersebut memegang peranan yang paling utama
dalam kegiatan pemasaran jasa pendidikan.
2.3
Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran pendidikan
mempunyai 7 elemen pokok yaitu:
1)
Product,
merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan
bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk itu sendiri
terbagi menjadi lima tingkatan yaitu: (a) core
benefit, merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer,
dalam hal ini adalah pendidikan, (b) basic
product, atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini misalnya
pengetahuan dan keteranpilan yang memiliki ciri khas, (c) expected product yaitu sejumlah atribut yang mentertai diantaranya
adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik, (d) augmented product, merupakan produk tambahan dengan tujuan agar
berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu
berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, dan menguasai iptek, (e) potensial product, yaitu seluruh
tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut di masa depan
diantaranya adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.
2)
Price,
merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu
produk baik, maka calon peserta didik berani membayar lebih tinggi sepanjang
dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang
sekarang di kembangkan dibeberapa perguruan tinggi adalah skimming price artinya adalah memasang harga yang
setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang
ditawarkan memang berkualitas.
3)
Place
adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena
lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa
yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut. (a) akses yaitu kemudahan mencapai lokasi, (b) vasibilitas
yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya, (c)
lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi tingkat
customer terhadap penyediaan jasa tersebut, (d) tempat parkir yang luas, (e)
ekspansi yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha, (f)
persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita, (g) peraturan
pemerintah yaitu ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan
standar pelayanan minimum yang harus dianut oleh setiap lembaga pendidikan.
4)
Promotion,
merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan
pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar tersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Yang harus
dipertimbangkan adalah bentuk komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan publitas (publicity).
Promosi ini lebih diarahkan pada lembaga penyedia jasa pendidikan sehingga
pengaruh image lembaga tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan
customer. Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif
terhadap daya tarik peminat.
5)
People,
merupakan pendidik yang seharusnya mempunyai empat kompetensi, yaitu:
·
Kompetensi pedagogik adalah (a) memahami
dengan baik-baik dan ciri-ciri peserta didik yang tumbuh dan berkembang terus
menerus, (b) memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantu
mengembangkan dengan serasi, seimbang dan total (c) memahami teori belajar
termasuk di dalamnya bagaimana proses belajar itu terjadi dan bagaimana setiap
anak memiliki karakteristik khusus yang tidak sama, (d) menguasai berbagai
model dan strategi pembelajaran sehingga murid betul-betul belajar dengan
efektif dan kreatif, (e) menguasai cara-cara menerapkan ICT dalam proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif, (f)
menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar dipergunakan sebagai medium of
instruction yang efektif, (g) menguasai bagaimana pendekatan pedagogik dalam
setiap menghadapi permasalahan pembelajaran yang melibatkan peserta didik, (h)
menguasai bagaimana merancang proses belajar mengajar yang komprehensif yang mencakup
berbagai unsur yang diperlukan dalam suatu proses belajar yang produktif , (i)
menguasai bagaimana menilai kemajuan belajar peserta didik secara total, (j)
menguasai bagaimana membimbing anak bila menghadapi persoalan dalam
pembelajaran, (k) menguasai prinsip dan proses bagaimana mengelola proses
belajar mengajar termasuk mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar
yang kondusif dan hidup serta memungkinkan terjadinya dan tumbuhnya kreativitas
anak dalam pembelajaran.
·
Kompetensi kepribadian, diantaranya: (a)
memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru
profesional, (b) memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa
membeda-bedakan, (c) memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dalam melaksanakan
fungsinya sebagai guru, (d) berakhlak mulia.
·
Kompetensi profesional, (a) menguasai
substansi atau materi atau isi teaching subject atau mata pelajaran yang
menjadi bidang keahlian, (b) menguasai learning equipment dan learning
resources yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, (c) menguasai
bagaimana mengolah learning resources dari lingkungan hidup sehingga dapat
dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran, (d) menguasai bagaimana
menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektivitas belajar
anak, (e) menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang mengemas isi,
media teknologi values dalam setiap proses pembelajaran
·
Kompetensi sosial, adalah (a) memahami
berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung proses pembelajaran, (b) mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan
ekonomi yang berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik, (c) memahami
pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat yang
berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah secara langsung atau
tidak langsung, (d) mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat yang merupakan pegangan hidup, yang memiliki
pengaruh besar terhadap pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, (e)
memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan di sekolah untuk menarik
masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan putra-putri mereka di sekolah
sesuai dengan kapasitas dan fungsi mereka, (f) menguasai dan memahami
perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi yang berpengaruh keseluruhan
aspek kehidupan termasuk proses pembelajaran dan bagaimana mengendalikan
perubahan tersebut agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
6)
Physical
evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji
lembaga kepada pelangganya.
7)
Process,
Zeithaml dan Binter (2000:20) menyatakan bahwa proses penyampaian jasa
pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh
elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi
terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk
circle dalam merekrut pelanggan
pendidikan.
2.4 Strategi Pemasaran Pendidikan
Dalam
bidang pendidikan diperlukan dua konsep strategi pemasaran yang dapat
dipertimbangkan, yaitu: (1) Distinctive competence, yaitu tindakan yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik
dari pada pesaing; (2) Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang
dikembangkan oleh lembaga pendidikan agar lebih unggul dibandingkan dengan
pesaingnya, melalui strategi differensiasi (keunggulan bersaing disebabkan oleh
pilihan strategi yang dilakukan lembaga pendidikan untuk merebut peluang
pasar).
Strategi differensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:
Strategi differensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:
Differensiasi
adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang
diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan lembaga
pendidikan mempunyai jasa atau fasilitas yang mempunyai kualitas ataupun fungsi
yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan
dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya:
persepsi mengenai keunggulan progam, inovasi pendidikan, pelayanan yang lebih
baik, brand image yang lebih unggul, dan lain-lain. Keunggulan biaya (low cost) adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya pendidikan
sehingga lebih menarik customer dibandingkan pesaing yang menawarkan biaya
tinggi. Strategi mengefisienkan seluruh biaya pendidikan ini fokusnya pada
pemanfaatan fasilitas yang sudah ada, sehingga tidak menarik biaya yang tinggi
kepada customer . Fokus (Focus)
adalah strategi menggarap satu target khusus. Strategi fokus biasanya dilakukan
untuk fasilitas ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik dan kepentingan
khusus. Beberapa fasilitas misalnya hanya fokus ditargetkan untuk kelas atas
sehingga semua fasilitasnya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan
dengan aturan yang ada. Fasilitas yang fokus pada target market untuk kelas
atas biasanya selalu mensyaratkan kriteria-kriteria yang disesuaikan dengan
aturan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alma, Buchari. 2005. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
-----------. 2005. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management The Millenium Edition.
New Jesrey: Prentice-Hall International Inc.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Komentar
Posting Komentar