EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
Evaluasi
Pengertian evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia
berarti penilaian; hasil. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah
upaya untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan
juga mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah
mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu
program/rencana.
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia
(2009) adalah “evaluation is an activity which can contribute greatly to the
understanding and improvement of policy development and implementation”
(evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar
nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta
perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat
mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama,
yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah
suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki
atau dihentikan kegiatannya.
Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah rangkaian
kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output),
dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin (2007), metode
evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1) Before and after comparisons,
metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan membandingkan antara kondisi
sebelum dan kondisi sesudahnya.
2) Actual versus planned performance
comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan
membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan ketetapan perencanaan
yang ada (planned)
3) Experintal (controlled) model, metode
yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkendali
untuk mengetahui kondisi yang diteliti.
4) Quasi experimental models,
merupakan metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan
percobaan tanpa melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang
diteliti.
5) Cost oriented models, metode ini
mengkaji suatu obyek penelitian yang hanya berdasarkan pada penilaian biaya
terhadap suatu rencana
- Fungsi Evaluasi
Sudijono (1996: 7) menjelaskan bahwa secara umum ada tiga
fungsi evaluasi, yaitu untuk: (a)
mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan rencana, dan (c) memperbaiki atau
melakukan penyempurnaan kembali. Sudijono juga menambahkan, bahwa selain
memiliki fungsi secara umum evaluasi
juga memiliki fungsi secara khusus. Adapun fungsi evaluasi secara khusus dalam
bidang pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) segi psikologi, (b)
segi didaktik, dan (c) segi administratif. Lebih lanjut Sudijono menjelaskan
tentang ketiga fungsi evaluasi tersebut, sebagai berikut.
Evaluasi pendidikan secara psikologi akan memberikan
petunjuk untuk mengenal kemampuan dan status dirinya di antara kelompok atau
kelasnya. Siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk berkemampuan tinggi,
rata-rata, atau rendah. Apabila hal tersebut dapat dicapai maka diharapkan
evaluasi pendidikan akan dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk
memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan prestasinya.
C.
Pengertian
Evaluasi Program
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat
tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri.
Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang
dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan
yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297).
Menurut
Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul
Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah
terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach
(1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambil keputusan.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa
evaluasi program merupakan proses
pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
D.
Tujuan
Evaluasi Program
Sudijono (1996: 16-17) menyatakan bahwa secara umum tujuan
evaluasi belajar adalah untuk: (a) menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu; dan (b) mengetahui tingkat efektivitas dari
metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran
selama jangka waktu tertentu. Kegiatan evaluasi juga mempunyai tujuan khusus
dalam bidang pendidikan, yaitu: (a) untuk merangsang kegiatan peserta didik
dalam menempuh program pendidikan, dan (b)untuk menemukan faktor-faktor
penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau
cara-cara perbaikannya.
- Model Evaluasi Program
Model-model
evaluasi yang satu dengan yang lainnya memang tampak bervariasi, akan tetapi
maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau
informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi. Selanjutnya informasi
yang terkumpul dapat diberikan kepada pengambil keputusan agar dapat dengan
tepat menentukan tindak lanjut tentang program yang sudah dievaluasi.
Menurut
Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Suharsimi Arikunto dan
Cepi Safruddin
Abdul Jabar (2009: 40 ), membedakan model evaluasi menjadi delapan, yaitu:
a. Goal
Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.
b. Goal
Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.c.
c. Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan
oleh Michael Scriven.
d. Countenance
Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
e. Responsive
Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
f. CSE-UCLA
Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan.
g. CIPP
Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.
h. Discrepancy
Model, dikembangkan oleh Provus.
Pemilihan model
evaluasi yang akan digunakan tergantung pada tujuanevaluasi. Dalam pelaksanaan
evaluasi program pembelajaran keterampilan memasak digunakan pendekatan system.
Pendekatan system adalah pendekatan yang dilaksanakan dalam mencakup seluruh
proses pendidikan yang dilaksanakan.
- Konsep
Dasar Pembelajaran Luar Kelas
Pembelajaran di luar kelas merupakan salah satu upaya
terciptanya pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi
belajar hanya dalam kelas. Pembelajaran di luar
kelas (outdoor study) ini adalah sebagai pendekatan pembelajaran dalam
meningkatkan pemahaman lawan kata pada siswa. Karena dengan pembelajaran di
luar kelas (outdoor study) siswa dapat merasakan pengalaman langsung melalui
pengalaman sendiri di luar kelas terhadap suatu objek di lingkungan untuk
meningkatkan pemahaman anak tersebut. Melalui
sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar
lingkungan sekolah, setidaknya memuat tiga konsep utama, yaitu konsep proses
belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. Konsep pertama proses belajar
melalui aktivitas luar kelas (outdoor study) adalah proses belajar interdisipliner
melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Kedua yaitu konsep
aktivitas luar kelas merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan kehidupan di
luar ruangan yang memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan
menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap
berbagai hal yang terdapat di luar kelas. Konsep lingkungan yang merujuk pada
eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara
yang satu dengan yang lain. Pentingnya lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai
tempat belajar melainkan lingkungan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar
yang mereka peroleh dari lingkungan tersebut, melalui pengalaman langsung di
luar kelas proses pembelajaran tidak hanya di lakukan di dalam kelas melainkan
lingkungan di luar kelas yang dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada
suatu materi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bryan,
Carolie dan Louis G. White., 1987. Manajemen Pembangunan Untuk Negara
Berkembang. LP3ES. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar